Nama : Lia
Muthoharoh
Mata Kuliah
: Orientalis dan Tasawuf
Prodi :
Tasawuf dan Psikoterapi
Jurusan :
Ushuluddin Stain Kudus
CITRA ISLAM DI HADAPAN BARAT
Islam adalah Agama terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt kepada manusia.
Islam merupakan penyempurna Agama-agama sebelumnya. Nabi Muhammad Saw sebagai
penutup para Nabi adalah orang yang Allah Swt tugaskan untuk membawa risalah
Islam. Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw mencakup segala aspek. Islam adalah
Agama, Ummat, Negara dan Peradaban.
Islam telah menunjukan kebenaran yang nyata dan itu terlihat dan terekam dengan
jelas sepanjang perjalanan Islam. Kendati demikian, kebenaran tidak selamanya
dapat diterima oleh semua pihak, namun justru dimana ia berada pasti ada yang
mengingkarinya.
Kondisi seperti inilah yang terjadi terhadap Islam dimata Barat, Islam mereka
anggap sebagai ancaman terbesar yang menganggu keberlangsungan peradaban Barat.
Maka dari itu berbagai kajian tentang ke-Islaman mereka lakukan. Kajian dan
pemikiran mereka tentang Islam, Notabene tidak pernah lepas dari bias yang
berakar pada misi gereja serta untuk menguatkan hegemoni Barat terhadap Islam.
Proyek yang pertama kali mereka kerjakan adalah mengubah corak pola pikir (’aqliyyah)
umat Islam dengan sebuah corak baru yang berdiri diatas dasar kaedah-kaedah
pemikiran yang sama sekali terputus hubungan dengan Allah Swt. Dari proyek ini
dapat kita lihat hasilnya. Pola pikir seperti ini melahirkan cendikiawan muslim
yang liberal dan pluralis, yang secara sengaja mengikuti methodologi Barat
dalam mengambil istinbat al-ahkam. Sehingga, hasilnya adalah fatwa-fatwa
yang sesat dan menyesatkan bagi umat
Islam.
Citra Islam di Mata Barat
Proses dakwah Islam sebagai agama terakhir, penyempurna agama-agama sebelumnya,
sejak awal sudah berinteraksi dengan peradaban-peradaban yang ada. Dimulai
dengan dakwah nabi terhadap keluarga beliau, kemudian kepada kaum Quraisy,
dilanjutkan dengan menyebarkan Islam kepada kaum-kaum lainnya, kemudian seruan
nabi terhadap kaisar Romawi, raja Najasyi yang berkuasa pada saat itu.
Proses dakwah inilah yang dilakukan oleh Islam, menyeru kepada kalimatullah
yang Haq dengan cara yang paling baik dan dengan tanpa paksaan. dari sinilah,
islam mulai dikenal dengan agama yang sempurna. Sejarah mencatat tidak ada satu
peperangan pun yang dilakukan dengan
tujuan penyebaran Islam secara paksa kepada suatu kaum. Melainkan peperangan
yang terjadi adalah untuk mempertahankan diri dari serangan orang-orang kafir
yang tidak menghendaki keberadaan Islam. Sejarah inilah yang dikaburkan oleh
Barat saat ini, dengan penuh kedengkian dan api permusuhan, Barat memutarbalikkan
sejarah peradaban Islam.
Barat menuduh Islam, bahwasannya Islam disebarkan dengan pedang, Ekspansi
perluasan wilayah Islam adalah Penjajahan Islam terhadap bangsa-bangsa lain.
Dalam hal ini alangkah baiknya merenungkan firman Allah Swt bahwasannya
orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha terhadap umat Islam sehingga
umat islam mengikuti ajaran mereka.
Di era pos modern ini, kedengkian Yahudi-Kristen Barat semakin terlihat
dengan jelas, bahkan tidak malu-malu menampakkan diri, melalui kajian para
orientalis yang mencari kelemahan Islam. Islam mereka jadikan sebagai objek
kajian yang mereka cari titik kelemahan Islam,kemudian mereka serang titik
kelemahan itu.
Hubungan Islam dan Barat selamanya tidak akan pernah harmonis, hal ini
dikarenakan tidak ada sama sekali niat baik dari barat untuk hidup berdampingan
dengan Islam. Puncak ketegangan Barat terjadi pada peristiwa Drama 11 September
2001. Kasus hancurnya gedung World Trade Center (WTC) di New York dan gedung
pertahanan Amerika Pentagon di Wahington DC, yang diduga dilakukan kelompok
ekstrimis Islam dibawah komando Osama bin Laden, membuat penilaian negatif
negara Barat terhadap Islam semakin kencang dan hubungan keduanya mencapai
titik nadir.
Kondisi itu mengakibatkan Umat Islam di dunia dipandang buruk dan disebut
sebagai pengikut ajaran agama yang dogmanya hanya menyebarkan teror dan
kekerasan. Sehingga bangsa Barat menyimpulkan bahwa umat Islam tidak bisa hidup
berdampingan dengan umat lainnya.
Jika dilihat dari segi historis sejarah, persinggungan antara Islam dan
Barat telah terjadi semenjak pertama Munculnya agama Islam pada abad ke-7,
sejak saat inilah muncul berbagai upaya Yahudi dan Kristen untuk menghancurkan
Islam.
Diantara peristiwa yang paling besar adalah peristiwa perang salib yang terjadi
selama krang lebih 2 abad yaitu, antara tahun 1095-1291 M, perang salib yang
dilancarkan Kristen terhadap Islam adalah atas restu dari Paus Urbanus II yang
mengeluarkan fatwa penting pada tanggal 17 November 1095 di Clermont, dengan
menyerukan umat Kristen agar berangkat membebaskan kota suci yerusalem dari
penindasan umat Islam. Perang salib pertama Kristen meraih keberhasilan yaitu
dengan ditaklukannya ibu kota Saljuk di Iznik pada juni 1097, yang mana pada
saat itu berada dibawah pimpinan Sultan Qilij Arsl?n. Jatuhnya ibu kota Saljuk
diikuti dengan jatuhnya kota Antiokhia pada tahun 1098 dari tangan umat Islam
ke tangan kaum Frank. Perang salib ini berakhir setelah penaklukan Acre pada
tahun 1921.
Pada tahun tujuh puluhan missionaris Kristen yang bekerja sama dengan
imprealis Barat dalam menyerang Islam. Mereka terus melakukan aktifitasnya di
dunia Islam terutama di wilayah minoritas Muslim yang bertujuan untuk
mengkristenkan kaum Muslimin di dunia Sebagaimana diumumkan dalam muktamar
“Colorado” pada tahun 1978 yang membahas tidak kurang dari empat puluh agenda
seputar Islam dan kaum Muslimin berikut strategi untuk menyebarkan agama
nasrani di kalangan kaum Muslimin dengan dana seribu juta dolar. Selain itu
telah didirikan lembaga “Zwemmer” untuk mencetak para spesialis dalam hal
mengkristenkan kaum Muslimin. Salah satu isi dokumen muktamar Colorado ini
adalah: “Islam ialah satu-satunya agama yang landasan-landasan dasarnya
bertentangan dengan pilar-pilar Kristen. Hukum Islam ialah satu hukum keagamaan
yang paling banyak keserasiannya secara sosial dan politik. Kita memerlukan
ratusan pusat (pendidikan dan pengkajian) untuk memahami Islam dan
menerobosnyadengan jalan kesantunan dan kecerdikan. Oleh karena itu, tidak ada
satu hal pun yang lebih penting bagi kita kecuali Kristenisasi umat Islam”
Kemudian pada tahun delapan puluhan di abad ke-20, Richard Nixon, mantan
presiden Amerika , sekaligus sebgai salah satu ahli strategi Amerika,
mengatakan, “Islam bukanlah agama semata. Akan tetapi, ia merupakan dasar
bagi sebuah peradaban yang besar” Dia juga mengatakan, “Islam dan Barat
adalah dua hal yang bertentangan. Dalam padangan Islam dunia terbagi menjadi
dua; Dâr al-Islâm dan Dâr al-Harb, dimana yang pertama harus mengalahkan yang
kedua” pernyataan Nixon ini menunjukan adanya cara pandang barat yang
berbeda terhadap Islam. Nixon menyatakan bahwa Islam merupakan ancaman terbesar
bagi bangsa Barat.
Kemudian serangan yang paling dekat dengan drama WTC adalah pada awal paruh
akhir abad ke dua puluh, atau dua belas tahun sebelum drama WTC terjadi. Yaitu
pasca keruntuhannya Komunis di Uni Soviet. Para pemimpin negara Eropa (Uni
Eropa) berkumpul dan melalui presiden Uni Eropa saat itu Gianni De Michelis
mengeluarkan statemen bahwa musuh Barat pasca keruntuhan soviet adalah Islam.
Kemudian mereka merumuskan tentang perlunya menjadikan negara-negara Islam
sebagai negara sekular yang memisahkan antara peran Agama dan negara.
Dari sini jelas sekali terlihat upaya-upaya Barat yang tiada henti untuk
menghancurkan umat Islam. Lebih jauh Samuel Huntington, didalam bukunya The
Clash of Civilization (1996) mengatakan, “Hubungan antara Islam dan
Kristiani biasanya ibarat badai. Keduanya adalah perkara yang berbeda satu sama
lain. Pertempuran abad ke dua puluh antara Demokrasi Libral dan
Marxism-Leninism sesungguhnya hanya fenomena dangkal yang akan sirna ketika
dibandingkan dengan hubungan pertempuran yang terus berlangsung dan mendalam
antara Islam dan Kristen” Samuel juga mengatakan, “Islam adalah
satu-satunya Peradaban yang membuat keberlangsungan Barat berada dalam
keraguan. Hal itu paling tidak telah dua kali dilakukan”
Akan kaitannya dengan faktor-faktor yang menyebabkan pertempuran antara Islam
dan Barat di masa mendatang. Huntington menyebutkan lima faktor:
- Pertumbuhan penduduk dunia Islam menggantikan
jumlah yang amat besar dari para pemuda pengangguran dan tamak yang
direkrut menjadi tentara untuk urusan-urusan Islam.
- Kebangkitan Islam telah memberikan kepercayaan
(positifisme) baru bagi kaum Muslim pada sifat dasar dan kemampuan
peradaban mereka serta nilai-nilai khas mereka dibandingkan dengan
peradaban dan nilai-nilai bagi Barat.
- Usaha Barat penjajah yang terus menerus
menyebarkan nilai-nilai dan organisai-organisaniya, serta campur-tangan
mereka di dalam pergolakan-pergolakan yang terjadi di dunia Islam telah
menyebabkan kekesalan hati yang amat dalam pada diri kaum Muslim.
- Runtuhnya Sosialisme telah melenyapkan musuh
bersama bagi Barat dan Islam. Sehingga, tinggal keduanya (Islam dan Barat)
yang menjadi musuh yang akan membahayakan satu sama lain.
- Gesekan (friksi) dan percampuran yang terus
bertambah antara kaum Muslim dan Barat akan membangkitkan
sensifitas-identitas khusunya pada masing-masing pihak. Bagaimana tidak,
satu sama lain saling berbeda.
Inilah lima faktor-faktor terpenting bagi terjadinya pertempuran antara Barat
dan Islam dan terus akan berjalan kedepan menuju sebuah pertempuran baru.
Kendati demikian, terdapat banyak orientalis yang mengkaji Islam secara
objektif. Kelompok yang berpegang teguh dalam penelitiannya dengan prinsip
keilmuan, penuh kejujuran dan bersikap apa adanya. Sehingga dengan
penelitiannya yang mendalam mengenai Islam mereka mendapatkan hidayah dari
Allah Swt. dan memeluk Islam.
Tokoh-tokoh orientalis yang diberi hidayah oleh Allah Swt. untuk memeluk Islam
adalah: Lord Headly, Ethan Deneeh dan Dr. Greeneh, dan masih banyak lagi para
pemikir dan orientalis lainnya yang mendapatkan hidayah Allah untuk masuk Islam
setelah melalui proses berpikir yang panjang.
Sumber
: http://darussalamgarut.or.id/2016/03/islam-di-mata-barat-hegemoni-barat-terhadap-peradaban-islam/ diunduh sabtu 19. 37 WIB
KESIMPULAN
Bagi bangsa barat, Islam dianggap sebagai
ancaman terbesar yang menganggu keberlangsungan peradaban Barat. Di era
pos modern ini, kedengkian Yahudi-Kristen Barat semakin terlihat dengan jelas,
bahkan tidak malu-malu menampakkan diri, melalui kajian para orientalis yang
mencari kelemahan Islam. Islam mereka jadikan sebagai objek kajian yang mereka
cari titik kelemahan Islam, kemudian mereka serang titik kelemahan itu.
Hubungan
Islam dan Barat selamanya tidak akan pernah harmonis, hal ini dikarenakan tidak
ada sama sekali niat baik dari barat untuk hidup berdampingan dengan Islam.
Puncak ketegangan Barat terjadi pada peristiwa Drama 11 September 2001. Kasus
hancurnya gedung World Trade Center (WTC) di New York dan gedung pertahanan
Amerika Pentagon di Wahington DC, yang diduga dilakukan kelompok ekstrimis
Islam dibawah komando Osama bin Laden, membuat penilaian negatif negara Barat
terhadap Islam semakin kencang dan hubungan keduanya mencapai titik nadir.
Kondisi itu mengakibatkan Umat Islam
di dunia dipandang buruk dan disebut sebagai pengikut ajaran agama yang
dogmanya hanya menyebarkan teror dan kekerasan. Sehingga bangsa Barat
menyimpulkan bahwa umat Islam tidak bisa hidup berdampingan dengan umat
lainnya.
Namun diluar itu, terdapat banyak
orientalis yang mengkaji Islam secara objektif. Kelompok yang berpegang teguh
dalam penelitiannya dengan prinsip keilmuan, penuh kejujuran dan bersikap apa
adanya. Sehingga dengan penelitiannya yang mendalam mengenai Islam mereka
mendapatkan hidayah dari Allah Swt. dan memeluk Islam.
Tokoh-tokoh orientalis yang diberi hidayah oleh Allah Swt. untuk memeluk Islam
adalah: Lord Headly, Ethan Deneeh dan Dr. Greeneh, dan masih banyak lagi para
pemikir dan orientalis lainnya yang mendapatkan hidayah Allah untuk masuk Islam
setelah melalui proses berpikir yang panjang.